Di era media sosial, banyak istri sibuk tampil rapi di luar rumah, tetapi justru abai terhadap penampilan di depan orang yang paling berhak melihatnya: suami sendiri. Artikel ini membahas kesalahan tersebut dengan dalil Al-Qur’an, hadits, dan penjelasan ulama, sekaligus tips praktis memperbaikinya.
1. Berhias untuk Suami Itu Ibadah, Bukan Sekadar Gaya
Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd menegaskan bahwa rumah tangga sakinah dibangun di atas agama yang benar, akhlak yang mulia, dan saling menunaikan hak.
Termasuk hak suami adalah mendapatkan istri yang:
-
- menjaga kebersihan diri,
- berusaha tampil menyenangkan di hadapannya,
- menjaga bau badan dan pakaian,
- tidak menampakkan kekusutan yang membuatnya menjauh.
Sayangnya, sebagian istri terbalik:
-
- kalau mau keluar rumah: mandi, make-up, parfum terbaik;
- kalau di rumah bersama suami: pakaian rumah yang lusuh, bau dapur, rambut tidak terurus.
2. Dalil Al-Qur’an: Saling Berhias dan Saling Menyenangkan
2.1. Keadilan hak suami–istri
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu derajat kelebihan atas mereka. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
(QS. Al-Baqarah: 228)
Ayat ini menjadi dasar keadilan: istri punya hak untuk melihat suami yang rapi dan wangi, dan suami juga punya hak yang sama. Karena itu, istri yang menuntut suami rapi dan wangi, tetapi dirinya sendiri tampil kusut di rumah, berarti menyelisihi ruh ayat ini.
2.2 Suami–istri sebagai pakaian satu sama lain
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka.”
(QS. Al-Baqarah: 187)
Pakaian itu:
-
- menutupi aib,
- memperindah penampilan,
- membuat pemakainya merasa nyaman.
Maka hubungan suami–istri seharusnya saling menutup kekurangan dan saling memperindah, baik dari sisi akhlak maupun penampilan.
3. Dalil Hadits: Allah Indah dan Mencintai Keindahan
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً؟ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat dzarrah kesombongan.” Ada seorang lelaki berkata, “Sesungguhnya seseorang senang pakaiannya bagus dan sandalnya bagus.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”
(HR. Muslim no. 91)
Hadits ini menunjukkan:
-
- berhias dengan niat yang benar itu dianjurkan, bukan kesombongan,
- selama tidak berlebihan, tidak tabarruj, dan diniatkan untuk menyenangkan pasangan dan menjaga kehormatan.
Maka istri yang berhias untuk suami berada dalam ibadah, selama memenuhi batas syar’i.
4. Perkataan Ulama: Saling Berhias Antara Suami dan Istri
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma – sahabat yang juga termasuk ulama besar – beliau berkata:
«إني أحب أن أتزين للمرأة كما أحب أن تتزين لي المرأة، لأن الله تعالى يقول: ولهن مثل الذي عليهن بالمعروف
“Aku suka berhias untuk (istriku), sebagaimana aku suka bila wanita berhias untukku. Karena Allah Ta’ala berfirman: ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf…’ (QS. Al-Baqarah: 228).”
Ini menunjukkan:
-
- berhias untuk pasangan adalah adab timbal balik,
- tidak pantas seorang istri hanya menuntut suami tampil rapi, tetapi dirinya sendiri lalai.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd mengatakan,
فالزوج يحتاج إلى الكلمة الطيبة، واللمسة الحانية، والعاطفة الرقيقة، ويسر بما يروق عينه، ويبهج نفسه، ويفرح قلبه
“Suami membutuhkan kata-kata yang lembut, sentuhan penuh kasih, perhatian yang halus. Ia bergembira dengan apa yang sedap dipandang matanya, menyenangkan jiwanya, dan menggembirakan hatinya.”
Namun, beliau menyayangkan kondisi sebagian istri:
-
- tidak peduli dengan kebersihan badan dan pakaian,
- bau tubuh dan bau dapur menempel dan tidak diatasi,
- wajah masam, suara keras, dan cara bicara menyakitkan,
- baru bersungguh-sungguh berhias ketika akan keluar rumah atau bertemu kerabat, bukan untuk suami.
Beliau mengingatkan bahwa kebiasaan seperti ini tidak layak bagi wanita yang berakal dan bertakwa, dan bisa menjadi sebab renggangnya kasih sayang di rumah.
5. Bentuk-Bentuk Kesalahan: Tampil Kusut dan Malas Berhias
Beberapa contoh kesalahan yang sering terjadi di rumah:
-
Pakaian rumah yang selalu lusuh dan kotor
Baju tidur yang sama dipakai seharian, bau keringat, penuh noda makanan, dan dipakai di depan suami tanpa rasa malu. -
Kurang memperhatikan kebersihan tubuh
-
jarang mandi,
- rambut tidak disisir dan berantakan,
- tidak peduli bau mulut atau bau badan.
-
-
Wangi hanya untuk orang luar, bukan untuk suami
Saat ke kantor, acara keluarga, atau arisan: parfum terbaik, make-up lengkap.
Di rumah: “apa adanya”, bahkan terkadang menolak berhias dengan alasan, “Kan cuma di rumah.” -
Wajah masam, suara tinggi
Lelah boleh, tapi menampilkan ekspresi marah dan suara tinggi terus-menerus membunuh suasana rumah. Padahal senyum lembut jauh lebih menenangkan suami. -
Sibuk HP dan media sosial, lupa merapikan diri
Sore hari suami pulang, istri masih dengan tampilan acak-acakan dan sibuk dengan gawai, tidak ada sambutan hangat.
Semua ini berkumpul menjadi satu citra: istri yang kusut dan tidak peduli pada suami—yang pada akhirnya bisa mengikis rasa cinta.
6. Dampak Buruk bagi Rumah Tangga
-
-
Suami enggan berlama-lama di rumah
Rumah seharusnya tempat istirahat dan ketenangan. Jika yang ia dapati adalah suasana penuh kekusutan dan ketidakpedulian, ia akan mencari pelarian di luar: kantor, teman, atau aktivitas lain. -
Terbukanya pintu fitnah
Ketika di luar ia melihat perempuan lain yang rapi, wangi, dan ramah, sementara di rumah ia tidak mendapatkan itu, maka setan sangat mudah membisikkan perbandingan-perbandingan berbahaya. -
Kasih sayang memudar perlahan
Cinta di hati bukan hanya dipupuk dengan kata-kata, tetapi juga melalui penampilan, senyuman, dan perhatian kecil. -
Anak-anak belajar sikap yang salah
Anak perempuan bisa tumbuh menganggap suami tidak perlu dihormati. Anak laki-laki pun bisa keliru memaknai bahwa istri bukanlah amanah besar yang butuh dijaga dengan baik.
-
7. Langkah Perbaikan: Tips Praktis untuk Istri
Berikut beberapa langkah sederhana namun besar pengaruhnya:
7.1. Niatkan berhias sebagai ibadah
Luruskan niat:
-
- berhias untuk suami bukan karena gengsi,
- tetapi sebagai bentuk taqarrub kepada Allah dengan menunaikan hak suami.
Jika niat sudah benar, aktivitas mandi, menyisir, memakai pakaian bagus – semuanya bisa bernilai pahala.
7.2. Tentukan “waktu emas” menyambut suami
-
Jika memungkinkan, 30 menit sebelum suami pulang, sisihkan waktu:
-
mandi ringan jika diperlukan,
- ganti baju yang rapi dan nyaman,
- sisir rambut,
- pakai sedikit wewangian yang lembut (hanya tercium di rumah).
-
-
Biasakan menyambut suami dengan senyuman dan salam yang hangat.
7.3. Punya “baju rumah khusus untuk suami”
-
- Pisahkan antara baju kerja rumah (untuk memasak, bersih-bersih) dan baju santai untuk duduk bersama suami.
-
Tidak harus mahal, tetapi rapi, bersih, dan enak dipandang.
7.4. Jaga kebersihan dan kerapian dasar
-
- mandi teratur,
- menjaga kebersihan gigi dan mulut,
- merapikan kuku,
- merapikan kamar dan ruang bersama sehingga nyaman ditempati.
Ini semua bagian dari ithārat al-ulfah (membangun keakraban) yang sangat ditekankan.
7.5. Gunakan kosmetik sederhana dan sesuai kemampuan
Tidak wajib make-up tebal setiap hari. Cukup:
-
- sedikit bedak atau pelembab,
- lip balm atau lipstik lembut,
- wewangian yang halus.
Yang penting: terlihat segar, tidak pucat dan kusut.
7.6. Berhias di rumah, sederhana di luar
Istri shalihah justru:
-
- lebih indah di rumah daripada di luar,
- berhias maksimal untuk suami, bukan untuk pandangan laki-laki asing.
Ini sejalan dengan prinsip hijab dan penjagaan kehormatan dalam Islam.
Kesimpulan
Berhias untuk Suami Adalah Investasi Cinta dan Pahala
Kesalahan “Tampil Kusut di Rumah dan Malas Berhias untuk Suami” bukan sekadar masalah estetika, tapi:
-
- menyentuh hak suami,
- berpengaruh pada ketenangan rumah tangga,
- dapat membuka pintu fitnah jika dibiarkan.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd mengingatkan para istri agar menjadikan perhatian terhadap penampilan, kelembutan tutur kata, dan kehangatan sikap sebagai bagian dari ibadah dan sarana meraih ridha Allah.
Semoga para istri dimudahkan untuk:
-
- memperbaiki niat,
- memperindah ibadah dengan memperindah diri di hadapan suami,
- dan mendapatkan balasan cinta yang berkah di dunia serta pahala besar di akhirat.
Referensi
-
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, من أخطاء الزوجات (Min Akhtā’i az-Zaujāt), Dār Ibn Khuzaymah, Riyadh









