Sahur adalah sunnah yang sangat dianjurkan (muakkadah) bagi setiap muslim yang hendak berpuasa. Walaupun tidak wajib, Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya sahur karena di dalamnya terdapat banyak keberkahan dan keutamaan besar.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur terdapat keberkahan.”
(HR. al-Bukhari no. 1789, Muslim no. 1835)
Berikut penjelasan empat keutamaan besar sahur berdasarkan hadits-hadits shahih dan penjelasan para ulama.
1. Terdapat Keberkahan di dalam Sahur
Hadits dari Anas bin Malik radhiyallāhu ‘anhu:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan.”
(HR. al-Bukhari no. 1789, Muslim no. 1835)
Penjelasan Ulama
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bārī (4/139) menjelaskan:
“Keberkahan sahur dapat diperoleh dari berbagai segi: karena mengikuti sunnah Nabi ﷺ, berbeda dengan Ahli Kitab, menjadi kekuatan untuk beribadah, menumbuhkan semangat amal, serta menjadikan waktu itu sebagai kesempatan berdzikir dan berdoa.”
2. Pembeda antara Puasa Umat Islam dan Ahli Kitab
Hadits dari ‘Amr bin ‘Ash radhiyallāhu ‘anhu:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kami dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur.”
(HR. Muslim no. 1836)
Makna Hadits:
Umat Islam dianjurkan untuk menyelisihi ibadah kaum terdahulu dengan menegakkan syiar khas Islam. Dengan sahur, seorang muslim menunjukkan ketaatan kepada sunnah dan keistimewaan syariat Islam yang penuh rahmat.
3. Allah dan Para Malaikat Bershalawat kepada Orang yang Sahur
Hadits dari Abu Sa‘id al-Khudri radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur itu penuh berkah, maka janganlah kalian tinggalkan, meskipun hanya dengan seteguk air, karena sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.”
(HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 11003, dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami‘ no. 3683)
Keterangan:
“Shalawat” dari Allah berarti rahmat dan ampunan-Nya, sedangkan dari malaikat berarti doa dan permohonan ampun bagi orang yang sahur.
4. Waktu Sahur Adalah Saat Turunnya Rahmat Allah
Hadits dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita Tabāraka wa Ta‘āla turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan; siapa yang meminta kepada-Ku, pasti Aku beri; siapa yang memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni.”
(HR. al-Bukhari no. 6940, Tirmidzi no. 3420, Ibnu Majah no. 1356)
Makna:
Waktu sahur adalah waktu yang penuh rahmat dan pengabulan doa. Maka, orang yang sahur bukan hanya makan, tetapi juga dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan kepada Allah Ta’ala.
Referensi Lengkap
-
Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Kitāb al-Ṣawm, no. 1789.
-
Muslim, Sahih Muslim, Kitāb al-Ṣiyām, no. 1835–1836.
-
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, no. 11003.
-
At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, no. 3420.
-
Ibnu Majah, Sunan Ibni Majah, no. 1356.
-
Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fathul Bārī, 4/139.








