Sebab-Sebab Meraih Lapangnya Dada (Bagian 6): Tauhid dan Ketergantungan Hati kepada Allah

0
3

Sumber kelapangan dada yang paling agung adalah tauhid yang murni — yaitu memurnikan ibadah dan ketergantungan hati hanya kepada Allah ﷻ.

Ketika hati seorang hamba bergantung hanya kepada Rabb-nya, segala kesempitan dunia tidak lagi membebani.

Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr حفظه الله berkata:

أعظم أسباب انشراح الصدر تحقيق التوحيد وإخلاص الدين لله وصدق الافتقار إليه جل وعلا

“Sebab terbesar lapangnya dada adalah merealisasikan tauhid, mengikhlaskan agama hanya untuk Allah, dan sungguh-sungguh bergantung kepada-Nya.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 27)


Dalil Al-Qur’an Tentang Tauhid dan Ketenangan Hati

Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:

فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia lapangkan dadanya untuk (menerima) Islam.”
(QS. الأنعام [Al-An‘ām]: 125)

Dan juga firman-Nya:

أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ

“Maka apakah orang yang Allah telah lapangkan dadanya untuk (menerima) Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan yang tidak demikian)? Maka celakalah orang-orang yang hatinya keras terhadap peringatan Allah.”
(QS. الزمر [Az-Zumar]: 22)

Ayat ini menunjukkan bahwa kelapangan dada adalah buah dari tauhid dan petunjuk Allah, sedangkan kerasnya hati adalah akibat dari jauh dari dzikir dan tauhid yang benar.


Hadits Nabi ﷺ Tentang Cahaya Tauhid

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا دَخَلَ النُّورُ الْقَلْبَ انْفَسَحَ وَانْشَرَحَ

“Apabila cahaya (iman) masuk ke dalam hati, maka hati itu menjadi lapang dan luas.”

Para sahabat bertanya:
فَمَا عَلاَمَةُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟
“Apa tandanya, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab:
الْإِنَابَةُ إِلَى دَارِ الْخُلُودِ، وَالتَّجَافِي عَنْ دَارِ الْغُرُورِ، وَالِاسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ قَبْلَ نُزُولِهِ

“(Tandanya adalah) kembali kepada negeri keabadian (akhirat), menjauh dari negeri tipu daya (dunia), dan bersiap menghadapi kematian sebelum datangnya.”
(HR. الحاكم [Al-Hākim] dalam Al-Mustadrak, 4/321; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan bahwa cahaya tauhid dan iman adalah sumber kelapangan dada dan ketenangan hati.


Penjelasan Ulama

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه الله berkata:

بقدر ما يعلو القلب بالتوحيد والإيمان بالله يكون انشراح صدره وطمأنينته

“Sejauh mana hati seseorang dipenuhi dengan tauhid dan iman kepada Allah, sejauh itu pula kelapangan dadanya dan ketenangannya.”
(Madarijus Sālikīn, 1/454)

Beliau juga menulis dalam Zād al-Ma‘ād:

فإن التوحيد هو السبب الأعظم لانشراح الصدر ونور القلب وزوال الهم والغم

“Sesungguhnya tauhid adalah sebab terbesar bagi kelapangan dada, cahaya hati, dan hilangnya kesedihan serta kegelisahan.”
(Zād al-Ma‘ād, 2/33)


Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah menjelaskan:

من ذاق حلاوة التوحيد علم أن الدنيا كلها لا تساوي لحظة من لذة الإيمان بالله

“Barangsiapa yang merasakan manisnya tauhid, niscaya ia tahu bahwa seluruh dunia tidak sebanding dengan satu saat dari kenikmatan iman kepada Allah.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 28)


Hanya Allah yang Memberi Ketenteraman Hati

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. الرعد [Ar-Ra‘d]: 28)

Ibnu Katsir رحمه الله menafsirkan ayat ini:

أي تسكن إليه وتطمئن بذكره وتأنس بقربه ولا تطمئن إلى غيره

“Yakni hati mereka merasa tenang dengan mengingat-Nya, tenteram dengan kedekatan kepada-Nya, dan tidak tenteram kepada selain-Nya.”
(Tafsīr Ibn Kathīr, 4/417)


Tauhid dan Ketergantungan Hati

Tauhid bukan sekadar ucapan lā ilāha illallāh, tetapi keyakinan yang melahirkan ketenangan penuh kepada Allah, tanpa bergantung pada makhluk atau dunia.

Ibnu Qayyim رحمه الله berkata:

كلما قوي توحيد العبد وامتلأ قلبه بمعرفة الله والاعتماد عليه فارقته الهموم والأحزان وانشرح صدره

“Semakin kuat tauhid seorang hamba dan semakin penuh hatinya dengan mengenal Allah serta bergantung kepada-Nya, maka akan hilang darinya kesedihan dan dadanya menjadi lapang.”
(Al-Fawāid, hlm. 85)


Referensi Lengkap

  1. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, ‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, Dārul Minhāj.
  2. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madarijus Sālikīn, Dārul Kutub al-‘Ilmiyyah.
  3. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Zād al-Ma‘ād, Dārul Kutub al-‘Ilmiyyah.
  4. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Al-Fawāid, Dārul Ma‘ārif.
  5. Tafsīr Ibnu Katsīr, Dār Ṭayyibah.
  6. Al-Mustadrak, Al-Hākim.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini