Lapangnya dada (insyirah ash-shadr) adalah tanda kebahagiaan sejati.
Hati yang berilmu dan beriman akan tenang, terang, dan lapang.
Sebaliknya, hati yang kosong dari ilmu akan gelap dan sempit.
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr حفظه الله dalam kitab ‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr menjelaskan:
النور الذي يقذفه الله في قلب العبد وهو نور العلم والإيمان فإن العلم النافع والإيمان الصادق يشرح الله بهما صدر العبد ويهدي بهما قلبه ويطمئن بهما فؤاده
“Cahaya yang Allah pancarkan ke dalam hati seorang hamba adalah cahaya ilmu dan iman. Dengan ilmu yang bermanfaat dan iman yang benar, Allah melapangkan dada, menuntun hati, dan menenangkan jiwa seorang hamba.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 15)
Dalil dari Al-Qur’an
Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّهِ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
“Maka apakah orang yang Allah lapangkan dadanya untuk (menerima) Islam lalu ia berada di atas cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang keras hatinya)? Celakalah orang-orang yang hatinya keras terhadap peringatan Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
(QS. الزمر [Az-Zumar]: 22)
Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu dan iman adalah sumber cahaya hati yang melapangkan dada, sedangkan orang yang berpaling darinya akan keras dan gelap hatinya.
Penjelasan Para Ulama
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه الله berkata:
العلم نور يهدي الله به من يشاء من عباده وهو حياة القلوب وسبب انشراح الصدر فمن فقد العلم ضاق صدره وأظلم قلبه
“Ilmu adalah cahaya yang Allah jadikan sebagai petunjuk bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Ia merupakan kehidupan bagi hati dan sebab utama lapangnya dada. Barangsiapa kehilangan ilmu, maka dadanya akan sempit dan hatinya gelap.”
(Miftāḥ Dār as-Sa‘ādah, 1/465)
Beliau juga berkata:
العلم للقلب مثل الشمس للنهار ومثل المصباح للبيت فإذا فقد القلب العلم كان في ظلمة الجهل والهوى
“Ilmu bagi hati seperti matahari bagi siang hari dan seperti pelita bagi rumah. Jika hati kehilangan ilmu, maka ia akan berada dalam kegelapan kebodohan dan hawa nafsu.”
(Miftāḥ Dār as-Sa‘ādah, 1/467)
Imam Ibnu Rajab al-Ḥanbalī رحمه الله berkata:
العلم النافع هو الذي يورث صاحبه الخشية لله تعالى والانكسار له دائما ويريه فقره إلى ربه في كل حين
“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menumbuhkan rasa takut kepada Allah, menjadikan pemiliknya tunduk dan sadar akan kefakirannya kepada Rabb-nya setiap waktu.”
(Jāmi‘ al-‘Ulūm wa al-Ḥikam, 1/56)
Hadits Nabi ﷺ Tentang Cahaya Ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan memahamkannya dalam agama.”
(HR. al-Bukhārī no. 71 dan Muslim no. 1037)
Hadits ini menegaskan bahwa pemahaman terhadap agama adalah tanda hati yang diterangi cahaya ilmu dan iman, dan itulah sumber lapangnya dada.
Tanda-Tanda Hati yang Lapang Karena Ilmu
Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah menulis:
ومن علامات انشراح الصدر بالعلم أن العبد إذا سمع الحق قبله وانقاد له وفرح به وسعى إلى العمل به وإن خالف هواه
“Di antara tanda lapangnya dada karena ilmu adalah ketika seorang hamba mendengar kebenaran, ia menerimanya, tunduk kepadanya, bergembira dengannya, dan berusaha mengamalkannya walaupun bertentangan dengan hawa nafsunya.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 16)
Referensi Lengkap
-
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, ‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, Dārul Minhāj.
-
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Miftāḥ Dār as-Sa‘ādah, Dārul Ma‘ārif.
-
Ibnu Rajab al-Ḥanbalī, Jāmi‘ al-‘Ulūm wa al-Ḥikam, Dārul Kutub al-‘Ilmiyyah.
-
Shahīh al-Bukhārī dan Shahīh Muslim.







