Sebab-Sebab Meraih Lapangnya Dada (Bagian 5): Menjauhi Dosa dan Maksiat

0
2

Tidak ada yang lebih menyempitkan dada dan menyesakkan hati melebihi dosa dan maksiat. Dosa menjauhkan seorang hamba dari Allah ﷻ, menggelapkan hatinya, dan memadamkan cahaya iman.

Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr حفظه الله berkata:

المعاصي سبب لضيق الصدر وذهاب راحته وظلمته وحرمانه من الطمأنينة فإذا أراد العبد انشراح صدره فليجتنب الذنوب صغيرها وكبيرها

“Maksiat adalah sebab sempitnya dada, hilangnya ketenangan, dan padamnya cahaya hati. Maka barangsiapa ingin dadanya lapang, hendaklah ia menjauhi dosa, baik yang kecil maupun besar.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 24)


Dalil Al-Qur’an Tentang Dampak Dosa

Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:

فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia lapangkan dadanya untuk (menerima) Islam; dan barangsiapa yang Allah kehendaki kesesatannya, niscaya Dia jadikan dadanya sempit lagi sesak, seolah-olah ia mendaki ke langit.”
(QS. الأنعام [Al-An‘ām]: 125)

Ayat ini menunjukkan bahwa maksiat dan kekafiran menyebabkan kesempitan batin, karena hati yang jauh dari Allah akan selalu gelisah.


Hadits Nabi ﷺ Tentang Efek Dosa

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا أَذْنَبَ الْعَبْدُ نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِنْ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ صُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: ﴿كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴾

“Apabila seorang hamba melakukan dosa, maka titik hitam akan muncul di hatinya. Jika ia bertaubat, beristighfar, dan berhenti dari dosa itu, maka hatinya akan bersih kembali. Namun jika ia terus melakukan dosa, maka titik hitam itu akan terus bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut ‘ar-rān’ sebagaimana disebut dalam firman Allah: (Sekali-kali tidak, bahkan hati mereka telah tertutup oleh dosa yang mereka lakukan).”
(HR. الترمذي [At-Tirmidzī] no. 3334, dinilai hasan sahih)


Penjelasan Ulama

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه الله berkata:

الذنوب تزرع في القلب ضيقا وحزنا ووحشة لا يزيلها إلا التوبة والرجوع إلى الله

“Dosa-dosa menanamkan dalam hati kesempitan, kesedihan, dan kesepian yang tidak dapat dihilangkan kecuali dengan taubat dan kembali kepada Allah.”
(Al-Jawāb al-Kāfī, hlm. 80)

Beliau juga menulis:

المعاصي تميت القلب وتورث الوحشة بين العبد وربه وإذا أظلم القلب ضاق الصدر وتعسرت عليه الطاعة

“Maksiat mematikan hati dan menimbulkan jarak antara hamba dan Rabb-nya. Ketika hati telah gelap, dada pun menjadi sempit dan amal ketaatan terasa berat.”
(Ad-Dā’ wa ad-Dawā’, hlm. 78)


Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah menambahkan:

الذنوب والمعاصي لها آثار عجيبة على الصدر فهي سبب للهموم والغموم وضيق العيش وحرمان البركة

“Dosa dan maksiat memiliki pengaruh yang menakjubkan terhadap dada; ia menjadi sebab kesedihan, kegelisahan, kesempitan hidup, dan hilangnya keberkahan.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 25)


Taubat: Kunci Kelapangan Dada Setelah Dosa

Allah ﷻ berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. الزمر [Az-Zumar]: 53)

Ayat ini memberi harapan bahwa taubat dapat menghapus beban dosa dan membuka kembali kelapangan dada yang tertutup oleh maksiat.


Referensi Lengkap

  1. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, ‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, Dārul Minhāj.
  2. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Al-Jawāb al-Kāfī liman Sa’ala ‘an ad-Dawā’ asy-Syāfī, Dārul Kutub al-‘Ilmiyyah.
  3. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ad-Dā’ wa ad-Dawā’, Maktabah Al-Ma‘ārif.
  4. Shahīh At-Tirmidzī, no. 3334.
  5. Al-Qur’an al-Karīm, tafsir Ibnu Katsir dan Ath-Thabari.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini