Sebab-Sebab Meraih Lapangnya Dada (Bagian 3): Dzikir dan Mengingat Allah

0
2

Hati manusia tidak akan pernah merasa tenteram tanpa mengingat Allah (dzikrullah).
Dzikir bukan hanya amalan lisan, tetapi juga amalan hati yang menghubungkan seorang hamba dengan Rabb-nya.

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr حفظه الله berkata:

الذكر يورث انشراحا في الصدر وطمأنينة في النفس وسعادة في القلب وهو من أعظم أسباب حياة القلوب

“Dzikir menumbuhkan kelapangan dada, ketenangan jiwa, dan kebahagiaan hati. Ia termasuk sebab terbesar kehidupan hati.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 18)


Dalil Al-Qur’an Tentang Dzikir dan Ketenangan

Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. الرعد [Ar-Ra‘d]: 28)

Ayat ini menjelaskan bahwa ketenangan hati dan lapangnya dada hanya dapat diperoleh dengan dzikir kepada Allah.
Tanpa dzikir, hati manusia akan gersang, gelisah, dan sempit.


Hadits Nabi ﷺ Tentang Keutamaan Dzikir

Rasulullah ﷺ bersabda:

يَقُولُ ٱللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِندَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِّنْهُمْ

“Allah Ta‘ala berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di hadapan manusia, maka Aku akan mengingatnya di hadapan yang lebih baik dari mereka (para malaikat).”
(HR. البخاري [Bukhari] no. 7405 dan مسلم [Muslim] no. 2675)

Hadits ini menunjukkan bahwa dzikir menghadirkan kedekatan langsung dengan Allah, dan kedekatan itu melahirkan ketenangan yang mendalam.


Penjelasan Para Ulama

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه الله berkata:

في القلب شعث لا يلمه إلا الإقبال على الله وفيه وحشة لا يزيلها إلا الأنس به وفيه حزن لا يذهبه إلا السرور بمعرفته وصدق معاملته وفيه فاقة لا يسدها إلا محبته والإنابة إليه ودوام ذكره

“Dalam hati ada kegelisahan yang tidak bisa diobati kecuali dengan kembali kepada Allah. Ada kesepian yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan merasa dekat kepada-Nya. Ada kesedihan yang tidak dapat disembuhkan kecuali dengan kebahagiaan mengenal-Nya dan berinteraksi dengan-Nya dengan jujur. Dan ada kekosongan yang tidak dapat diisi kecuali dengan cinta, taubat, dan dzikir kepada-Nya.”
(Al-Wābil ash-Shayyib, hlm. 63)

Makna perkataan ini menunjukkan bahwa dzikir adalah “makanan” bagi hati — sebagaimana tubuh membutuhkan makan dan minum, hati pun membutuhkan dzikir agar tetap hidup.


Beliau juga menulis dalam kitab Madarijus Sālikīn:

الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء

“Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Maka bagaimana keadaan ikan jika ia berpisah dari air?”
(Madarijus Sālikīn, 2/406)

Maknanya:
Sebagaimana ikan mati tanpa air, begitu pula hati akan mati tanpa dzikir. Maka orang yang meninggalkan dzikir akan kehilangan ketenangan dan lapangnya dada.


Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah menjelaskan:

العبد إذا داوم على ذكر الله في ليله ونهاره وفي حله وترحاله كان ذلك سببا لطمأنينة قلبه وانشراح صدره

“Apabila seorang hamba senantiasa berdzikir kepada Allah di malam dan siangnya, dalam keadaan menetap atau bepergian, maka hal itu menjadi sebab ketenangan hatinya dan kelapangan dadanya.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 19)


Referensi Lengkap

  1. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, ‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, Dārul Minhāj.
  2. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Al-Wābil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib, Dārul Ḥadīth.
  3. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madarijus Sālikīn, Dārul Kutub al-‘Ilmiyyah.
  4. Shahīh al-Bukhārī dan Shahīh Muslim.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini