As-Sirajul Munir fii Sirah 2: Peristiwa Kelahiran Nabi

0
9

Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ bukanlah peristiwa biasa dalam sejarah manusia. Ia merupakan titik awal datangnya cahaya hidayah yang Allah turunkan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, dan kerusakan akhlak menuju tauhid dan kemuliaan hidup.


1. Yatim Sejak dalam Kandungan

Sebelum cahaya itu bersinar di dunia, ujian kesabaran telah bermula. Ayahanda Nabi, Abdullah bin Abdul Muthalib, wafat saat Nabi masih berada dalam kandungan ibunya.

Abdullah meninggal di Madinah (saat itu bernama Yatsrib) ketika dalam perjalanan dagang ke Syam. Ia sakit dan singgah di tempat paman-pamannya dari Bani Adi bin an-Najjar, lalu dimakamkan di sana.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan keadaan yatim beliau ini sebagai bentuk perlindungan-Nya dalam Al-Qur’an:

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?” (QS. Ad-Dhuha: 6)

Kondisi yatim ini mengandung hikmah besar, di antaranya agar manusia tidak mengira bahwa kejayaan Nabi kelak adalah warisan bimbingan ayahnya, melainkan murni tarbiyah (pendidikan) langsung dari Allah Ta’ala.


2. Tahun Kelahiran Nabi ﷺ: Tahun Gajah

Para ulama sepakat bahwa Rasulullah ﷺ lahir pada عام الفيل (Tahun Gajah), yaitu tahun ketika Allah menghancurkan pasukan Abrahah yang hendak meruntuhkan Ka‘bah.

Allah Ta‘ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

“Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?” (QS. Al-Fil: 1–2)

Peristiwa ini menjadi isyarat kuat bahwa Allah menjaga rumah-Nya dan mempersiapkan kelahiran Nabi terakhir yang akan memurnikan tauhid.


3. Waktu dan Tempat Kelahiran Nabi ﷺ

Mayoritas ulama menyebutkan bahwa Nabi ﷺ lahir pada:

    • Hari: Senin
    • Tanggal: 12 Rabi‘ul Awwal (pendapat masyhur)
    • Tempat: Makkah Al-Mukarramah

Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya tentang puasa hari Senin:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

“Itu adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim no. 1162)

Hadits ini menjadi dalil shahih bahwa kelahiran Nabi ﷺ terjadi pada hari Senin.

Adapun mengenai tanggal dan bulan, pendapat yang paling masyhur (terkenal) di kalangan sejarawan—dan yang dipilih oleh penulis kitab—adalah bulan Rabi’ul Awwal.

Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal pastinya (ada yang menyebut tanggal 2, 8, 10, atau 12), namun mayoritas sejarawan condong pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal.


4. Pemberian Nama “Muhammad” ﷺ

Kakek beliau, Abdul Muthalib, menyambut kelahiran cucunya dengan sukacita yang mendalam. Ia membawa bayi mulia tersebut masuk ke dalam Ka’bah, berdoa kepada Allah, dan bersyukur atas karunia-Nya.

Abdul Muthalib kemudian memberinya nama Muhammad. Nama ini tergolong asing dan jarang digunakan oleh bangsa Arab kala itu. Ketika ditanya mengapa tidak menggunakan nama leluhurnya, Abdul Muthalib berkata (sebagaimana dinukil dalam kitab-kitab sirah):

أردت أن يحمده الله في السماء، وخلقه في الأرض

“Aku berharap agar ia dipuji oleh Allah di langit, dan dipuji oleh makhluk-Nya di bumi.”


5. Kondisi Keluarga Nabi Saat Kelahiran

Rasulullah ﷺ lahir dalam keadaan:

Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib, telah wafat sebelum beliau lahir

  • Ibunya adalah Aminah binti Wahb

  • Dalam keadaan yatim, sebagai hikmah ilahi agar beliau hanya bergantung kepada Allah

Allah Ta‘ala berfirman:

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?” (QS. Ad-Duha: 6)

Ayat ini menunjukkan bahwa yatimnya Nabi ﷺ adalah bagian dari tarbiyah rabbaniyah, bukan kekurangan.


6. Khitan dan Pengasuhan Awal

Syaikh Abu Khallad menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikhitan pada hari ketujuh kelahirannya, sesuai dengan tradisi Arab yang lurus (mengikuti ajaran Nabi Ibrahim).

Wanita pertama yang menyusuinya setelah ibunya (Aminah binti Wahb) adalah Tsuwaibah, budak wanita milik Abu Lahab. Tsuwaibah menyusui Nabi beberapa hari sebelum kedatangan Halimah As-Sa’diyah.

Dengan demikian, Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abu Salamah bin Abdul Asad adalah saudara persusuan Nabi karena mereka juga disusui oleh Tsuwaibah.


7. Cahaya dan Tanda-Tanda Saat Kelahiran Nabi ﷺ

Dalam sejumlah riwayat sirah disebutkan adanya tanda-tanda luar biasa saat kelahiran Nabi ﷺ, di antaranya:

    1. Padamnya api sesembahan kaum Majusi
    2. Runtuhnya sebagian balkon istana Kisra
    3. Terlihatnya cahaya dari Aminah yang menerangi negeri Syam

Meskipun sebagian riwayat memiliki derajat berbeda-beda, para ulama sirah menyebutkannya sebagai indikasi keagungan peristiwa tersebut, bukan sebagai landasan hukum.


8. Penjelasan Ulama tentang Hikmah Kelahiran Nabi ﷺ

Imam Ibn Katsir رحمه الله berkata:

وكان مولده صلى الله عليه وسلم مبدأ خير عظيم وفتح مبين ورحمة عامة

“Kelahiran beliau ﷺ merupakan awal dari kebaikan yang sangat besar, kemenangan yang nyata, dan rahmat yang menyeluruh.”

Maknanya, sejak kelahiran Nabi ﷺ, arah sejarah manusia mulai berubah menuju hidayah.

Abu Khalad Nasir as-Saif menjelaskan bahwa peristiwa kelahiran Nabi ﷺ memiliki tujuan utama:

ليعلم أن هذا النبي لم يكن حدثا عاديا بل مقدمة لبعثة تغير وجه التاريخ

“Agar diketahui bahwa Nabi ini bukanlah peristiwa biasa, melainkan pendahuluan bagi kerasulan yang akan mengubah wajah sejarah.”

Penulis menegaskan bahwa kelahiran Nabi ﷺ adalah awal rahmat, bukan sekadar catatan sejarah.


9. Hikmah Besar dari Peristiwa Kelahiran Nabi ﷺ

Beberapa pelajaran penting yang dapat diambil:

    1. Allah menyiapkan Rasul-Nya sejak lahir
    2. Yatim bukanlah kehinaan, tetapi bisa menjadi kemuliaan
    3. Kelahiran Nabi ﷺ adalah rahmat bagi seluruh alam
    4. Setiap fase kehidupan Nabi ﷺ sarat hikmah dan pendidikan

Allah Ta‘ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)


Penutup

Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah terbitnya matahari hidayah yang menyinari kegelapan jahiliyah. Dari seorang anak yatim yang lahir di lembah gersang, Allah mempersiapkannya untuk memimpin peradaban dunia menuju cahaya Islam.

Wallahu a’lam bish-shawab.


Referensi

  1. Abu Khallad Nashir bin Sa’id bin Saif As-Saif, As-Siraj Al-Munir fi Sirah Al-Bashir An-Nadhir, Dar Ibn Al-Jawzi, Riyadh

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini