Sebab-Sebab Meraih Lapangnya Dada (Bagian 8): Dzikir dan Doa

0
3

Tidak ada sesuatu yang lebih menenangkan hati melebihi dzikrullah (mengingat Allah) dan doa (munajat kepada-Nya). Keduanya adalah jalan tercepat menuju ketenteraman batin dan kelapangan dada.

Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr حفظه الله berkata:

الذكر والدعاء من أعظم أسباب انشراح الصدر وطمأنينة القلب لأن القلب إذا اتصل بربه استراح وسكن واطمأن

“Dzikir dan doa adalah sebab terbesar kelapangan dada dan ketenangan hati. Sebab ketika hati terhubung dengan Rabb-nya, ia akan beristirahat, tenang, dan tenteram.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 32)


Dalil Al-Qur’an Tentang Dzikir dan Ketenangan Hati

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. الرعد [Ar-Ra‘d]: 28)

Ayat ini merupakan janji Allah yang pasti, bahwa hati manusia tidak akan benar-benar tenteram kecuali dengan dzikir kepada-Nya.


Allah juga berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingat kalian; dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.”
(QS. البقرة [Al-Baqarah]: 152)

Dzikir bukan hanya bacaan lisan, tetapi penghubung antara hati seorang hamba dengan Rabb-nya — pengingat yang membuat manusia merasa diperhatikan oleh Allah.


Hadits Nabi ﷺ Tentang Dzikir dan Doa

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dengan yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.”
(HR. البخاري [Al-Bukhārī] no. 6407, dan مسلم [Muslim] no. 779)

Dzikir menghidupkan hati yang mati, sebagaimana air menghidupkan bumi yang kering.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِّن ذِكْرِ اللَّهِ

“Hendaklah lisanmu senantiasa basah karena berdzikir kepada Allah.”
(HR. الترمذي [At-Tirmidzī] no. 3375, dinilai hasan sahih oleh Al-Albani)


Doa — Senjata Hamba dan Jalan Kelapangan

Doa adalah bentuk paling tinggi dari ketergantungan kepada Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa itu adalah (inti) ibadah.”
(HR. الترمذي [At-Tirmidzī] no. 2969, dinilai sahih oleh Al-Albani)

Dan dalam hadits qudsi, Allah ﷻ berfirman:

يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ … كُلُّكُمْ فَقِيرٌ إِلَيَّ فَاسْتَرْزِقُونِي أَرْزُقْكُمْ

“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri petunjuk. Kalian semua miskin (bergantung) kepada-Ku, maka mintalah rezeki kepada-Ku, niscaya Aku beri rezeki.”
(HR. مسلم [Muslim] no. 2577)


Penjelasan Ulama

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه الله berkata:

الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء

“Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan; maka bagaimana keadaan ikan bila terpisah dari air?”
(Al-Wābil ash-Shayyib, hlm. 63)

Dan beliau juga menulis:

في القلب شعث لا يلمه إلا الإقبال على الله وفيه وحشة لا يزيلها إلا الأنس به في خلوته

“Dalam hati ada kegelisahan yang tidak bisa diobati kecuali dengan kembali kepada Allah; dan ada kesepian yang tidak bisa dihapus kecuali dengan merasa dekat kepada-Nya dalam kesendirian.”
(Al-Fawāid, hlm. 85)


Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah menambahkan:

كلما ازداد العبد ذكرا لله ازداد قلبه انشراحا وسرورا لأن الذكر حياة القلوب وغذاء الأرواح

“Semakin sering seorang hamba berdzikir kepada Allah, semakin lapang dan bahagia hatinya; karena dzikir adalah kehidupan hati dan makanan ruhani.”
(‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, hlm. 33)


Dzikir dan Doa Nabi ﷺ yang Melapangkan Dada

Rasulullah ﷺ mengajarkan doa luar biasa yang menjadi sumber kelapangan jiwa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir, serta dari lilitan utang dan tekanan manusia.”
(HR. البخاري [Al-Bukhārī] no. 6369)

Doa ini menunjukkan bahwa dzikir dan doa adalah perisai hati dari kesempitan hidup dan penyembuh kegelisahan batin.


Referensi Lengkap

  1. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, ‘Asyaratu Asbāb li Insyirāḥiṣ Ṣadr, Dārul Minhāj.

  2. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Al-Wābil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib, Dārul Ma‘ārif.

  3. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Al-Fawāid, Dārul Kutub al-‘Ilmiyyah.

  4. Shahīh Al-Bukhārī, Kitāb ad-Da‘awāt.

  5. Shahīh Muslim, Kitāb adz-Dzikr wa ad-Du‘ā’.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini