Tempat yang Dicintai dan Dibenci Allah

0
3

Tidak semua tempat di bumi memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah ﷻ. Ada tempat yang penuh keberkahan, seperti masjid, dan ada pula tempat yang dibenci oleh Allah karena banyaknya kemaksiatan di sana.
Hal ini telah dijelaskan secara tegas dalam sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.


Hadis tentang Tempat yang Dicintai dan Dibenci Allah

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

“Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.”

(HR. Muslim no. 671)

Hadis ini menunjukkan bahwa masjid adalah pusat ketaatan, sedangkan pasar adalah tempat banyaknya kelalaian dan dosa.


Penjelasan Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah Ar-Rajihi حفظه الله dalam Taufiqur Rabbil Mun‘im bi Syarḥi Ṣaḥīḥ al-Imām Muslim menjelaskan alasan mengapa pasar (atau pusat perbelanjaan seperti mal) termasuk tempat yang dibenci oleh Allah:

لِأَنَّهَا مَحَلٌّ لِلْغِشِّ وَالتَّدْلِيسِ وَالْأَيْمَانِ الْكَاذِبَةِ

“Karena sesungguhnya pasar adalah tempat berbuat curang, menipu, dan bersumpah palsu.”

(Taufiqur Rabbil Mun‘im, cet. Markaz Ar-Rajihi, jilid 2 hal. 358)

Penjelasan ini menggambarkan realitas moral di pasar, di mana sering terjadi penipuan harga, riba, kecurangan timbangan, dan kelalaian dari zikir kepada Allah.

Namun, perlu dipahami bahwa hadis ini tidak melarang pergi ke pasar — melainkan memperingatkan agar kita menjaga diri dari dosa saat berada di sana.


Pandangan Imam Al-Qurthubi

Imam Al-Qurthubi رحمه الله dalam Al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān menegaskan bahwa pergi ke pasar tetap diperbolehkan, selama tujuannya baik dan dilakukan dengan kejujuran:

الدُّخُولُ الْأَسْوَاقِ مُبَاحٌ لِلتِّجَارَةِ وَطَلَبِ الْمَعَاشِ

“Memasuki pasar itu diperbolehkan untuk berdagang dan mencari penghidupan.”

(Al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, Mu’assasah Ar-Risālah, jilid 15 hal. 388)

Dengan demikian, yang dibenci oleh Allah bukan tempat pasarnya secara zat (dzatnya), melainkan perbuatan-perbuatan maksiat yang sering terjadi di dalamnya.
Seorang muslim yang masuk ke pasar dengan niat mencari rezeki halal dan menjaga lisannya dari dusta tetap berada dalam kebaikan.


Hikmah dan Pelajaran dari Hadis Ini

  1. Masjid adalah tempat paling dicintai Allah, karena di dalamnya manusia beribadah, berzikir, dan menegakkan salat.

  2. Pasar menjadi tempat yang dibenci Allah, karena di sana sering terjadi kelalaian, tipu daya, dan sumpah palsu.

  3. Pergi ke pasar tetap boleh, asalkan diniatkan untuk mencari rezeki halal dan tetap menjaga kejujuran serta zikir kepada Allah.

  4. Hendaknya seorang muslim memperbanyak zikir di pasar, sebagaimana sunnah Nabi ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ

“Barang siapa masuk pasar lalu membaca doa:
Lā ilāha illallāh waḥdahū lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul ḥamd, yuḥyī wa yumīt, wa huwa ḥayyul lā yamūt, biyadihil khair, wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr — maka Allah akan menulis untuknya sejuta kebaikan dan menghapus sejuta keburukan.”

(HR. Tirmidzi no. 3428, dinilai hasan oleh Al-Albani)


Kesimpulan

  • Allah mencintai masjid karena di dalamnya terdapat ibadah dan ketaatan.

  • Allah membenci pasar karena di sana sering terjadi penipuan, kelalaian, dan sumpah palsu.

  • Namun berdagang tetap diperbolehkan, selama dilakukan dengan kejujuran dan adab Islam.

  • Jadikan setiap aktivitas duniawi sebagai ladang ibadah dengan niat yang benar.


Referensi Lengkap:

  1. Taufiqur Rabbil Mun‘im bi Syarḥi Ṣaḥīḥ al-Imām Muslim, cet. Markaz Ar-Rajihi, jilid 2, hal. 358 — Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ar-Rajihi.

  2. Al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, cet. Mu’assasah Ar-Risālah, jilid 15, hal. 388 — Imam Al-Qurthubi.

  3. Ṣaḥīḥ Muslim, hadis no. 671.

  4. Sunan At-Tirmidzi, hadis no. 3428.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini