Tujuan Diciptakannya Manusia dan Misi Tauhid Para Nabi dan Rasul

0
37

Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah ﷻ pasti memiliki tujuan. Tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang sia-sia.

Demikian pula manusia — makhluk termulia di muka bumi — diciptakan bukan tanpa maksud, tetapi untuk tujuan agung yang menjadi inti dari keberadaan hidupnya, yaitu mengabdi dan mentauhidkan Allah semata.


1. Tujuan Diciptakannya Jin dan Manusia: Untuk Beribadah kepada Allah

Allah ﷻ berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. الذاريات [Adz-Dzāriyāt]: 56)

Makna Ayat:
Menurut para ulama tafsir, ayat ini adalah dalil paling jelas bahwa seluruh makhluk diciptakan untuk tujuan penghambaan (ibadah) kepada Allah.
Artinya, inti kehidupan manusia bukan hanya mencari nafkah, belajar, atau berkeluarga — tetapi menjadikan seluruh aktivitasnya sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.


2. Penjelasan Imam Ibnu Katsir rahimahullah

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam تفسير القرآن العظيم (Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓīm):

يقول تعالى مخبرا انه انما خلق الخلق ليعبدوه وحده لا شريك له، فمن اطاعه جزاه الجزاء الاوفى، ومن عصاه عذبه عذابا نكرا.

“Allah ﷻ mengabarkan bahwa Dia menciptakan makhluk hanya untuk beribadah kepada-Nya semata, tanpa menyekutukan-Nya. Barang siapa taat kepada-Nya, maka akan diberi balasan terbaik, dan barang siapa durhaka, maka akan mendapat azab yang pedih.”

(Tafsir Ibnu Katsir, Dār Ṭayyibah, jilid 7, hlm. 406)

Kemudian beliau menukil penafsiran sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhumā:

الا ليعبدون اي ليوحدون

“(Kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku) — maksudnya agar mereka mentauhidkan-Ku.”

(Tafsir Ibnu Katsir, Dār Ṭayyibah, jilid 7, hlm. 406)

Kesimpulan:
Tujuan penciptaan bukan semata-mata untuk ritual ibadah, melainkan agar manusia mewujudkan tauhid (pengesaan Allah) dalam setiap aspek kehidupannya.


3. Semua Nabi dan Rasul Diutus untuk Menyeru kepada Tauhid

Misi utama seluruh Nabi dan Rasul yang diutus Allah adalah sama: mengajak umatnya beribadah kepada Allah saja dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.’”
(QS. النحل [An-Naḥl]: 36)

Dan juga dalam firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku saja.’”
(QS. الأنبياء [Al-Anbiyā’]: 25)


4. Tafsir Ibnu Katsir tentang Misi Tauhid Para Nabi

Dalam menafsirkan dua ayat di atas, Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

يخبر تعالى انه ارسل في كل امة رسولا يدعوهم الى عبادة الله وحده لا شريك له وينهاهم عن عبادة ما سواه من الانداد والاوثان.

“Allah ﷻ mengabarkan bahwa Dia mengutus pada setiap umat seorang rasul yang menyeru mereka agar beribadah hanya kepada Allah semata, tanpa sekutu bagi-Nya, dan melarang mereka dari menyembah selain-Nya, baik berhala maupun sesembahan lainnya.”

(Tafsir Ibnu Katsir, Dār Ṭayyibah, jilid 5, hlm. 148)

Makna Thāghūt:
Yang dimaksud dengan thaghūt adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah, baik itu manusia, jin, berhala, ideologi, atau hawa nafsu.


5. Pelajaran Penting bagi Umat Islam

Dari ayat-ayat dan tafsir di atas, dapat disimpulkan:

  1. Tujuan hidup manusia dan jin adalah beribadah kepada Allah — bukan sekadar ritual, tapi pengabdian total dalam seluruh aspek kehidupan.

  2. Seluruh Nabi dan Rasul memiliki satu dakwah utama: Tauhid — menyeru umatnya untuk menyembah Allah semata dan menjauhi syirik.

  3. Tauhid adalah inti risalah Islam, sedangkan syirik adalah dosa terbesar yang menghapus amal.


Referensi Lengkap

  1. Al-Qur’an: QS. Adz-Dzāriyāt [51]: 56, QS. An-Naḥl [16]: 36, QS. Al-Anbiyā’ [21]: 25.

  2. Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓīm — Imam Ibnu Katsir, Dār Ṭayyibah, Riyadh, jilid 5 & 7.

  3. Tafsīr al-BaghawīMa‘ālimut Tanzīl, bab Tafsir Adz-Dzāriyāt: 56.

  4. Kitāb at-Tauhīd — Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhāb, bab tentang tujuan penciptaan manusia.

  5. Syaikh Shalih al-Fauzan, Syarh Kitāb at-Tauhīd, Dārul ‘Āṣimah, bab 1.

 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Mohon masukkan nama anda di sini